Polisi Republik Indonesia, yang entah mengapa masyarakat kok
jadi begitu alergi bila bicara tentang Polri.Bahkan bila bicara Polri yang
jujur, katanya, hanya ada tiga, ini menurut Gus Dur, mungkin Gus Dur saat itu
sedang bercanda, bukan serius, yaitu pertama, Pak Hugeng, Kapolri yang
benar-benar hidupnya sederhana dan tak mempan disogok atau korupsi. Kedua,
polisi tidur, dan yang ketiga patung polisi! Ironis sekali, kok sampai segitu
“kejamnya” masyarakat pada Polisi, apa sih yang salah pada Polisi?
Sampai-sampai bila bicara Polisi di Indonesia, yang jujur selalu yang
dimunculkan tiga hal tersebut? Masa iya sekian ratus ribu Polisi di Indonesia
semuanya tidak Jujur? Kalaupun ada yang jujur hanya satu, yaitu Pak Hugeng.
Masa iya? Saya yakin tidak. Dan repotnya lagi, masa begitu “kejamnya”
masyarakat pada Polisi, sampai-sampai membuat istilah jujur pada polisi tidur,
dan patung polisi, terlalu! Apa sih yang menyebabkan Polri direndahkan sedemikian
rupa oleh masyarakatnya sendiri? Oleh bangsanya sendiri? Dan ternyata hal
tersebut tidak hanya terjadi Indonesia, di negara lain-lainpun bila bicara
tanteng Polisi, selalu yang tidak baik, culun, dan korup. Masa iya semua polisi
demikian? Saya yakin tidak, ya saya yakin seyakin-yakinnya tidak, banyak polisi
yang hidupnya prihatin dan tetap menjujung tinggi integritas dirinya, di
tengah-tengah kecaman terhadap dirinya sebagai anggota kepolisian Republik
Indonesia. Ada diungkap beberapa media, Polisi yang sederhana, bersahaja dan
tetap tegar ketika menjalankan tugas di tengah-tengah kecaman terhadapnya. Bisa
anda bayangkan, betapa riskannya sebuah pekerjaan yang taruhanna nyawa, tetapi
hasil kerjanya dicuekin, direndahkan, dikecilkan dan selalu dihinakan, dengan
cerita tiga polisi jujur tersebut. Padahal kita tahu betapa banyak Polisi yang
gugur di medan tugas, dengan meninggalkan istrinya, yang menjadi janda, dan
anaknya, menjadi yatim, mengapa tidak melihat yang ini, mengapa yang dilihat
selalu yang buruk, maka jadilah Polri selalu buruk dan menjatuhkan wibawa
Polisi itu sendiri, kasihankan. Perkara ada yang buruk, okelah, tapi jangan
lupa di intansi lain atau di lembaga lainnya, banyak juga yang buruk, lalu
mengapa Polisi yang selalu disorot? Mengapa Polisi yang selalu dijadikan bahan
ejekan atau hinaan? Bukankah Polisi telah bekerja keras mengamankan negeri ini
di dalamnya? Bukankah mereka telah mempertarauhkan nyawanya agar masyarakat
dapat nyenyak dalam tidurnya. Jangan lupakan itu. Loh ada apa nih kok tiba-toba
Polisi dibelain? Bukan apa-apa, hanya mari kita dudukan Polisi secara
proporsional saja, bila ada Polisi yang salah katakan salah, juga katakan yang
benar, bila ada Polisi yang memang benar atau jujur. Jangan dipukul rata atau
digeneralisasi, kasihan. Sudah berusaha untuk berbuat baik, tapi tetap saja di
jelek-jelekan. Banyak Polisi yang juga taat ibadah, sebelum bertugas atau
sedang bertugas, dengan pakaian seragamnya, mereka solat. Bahkan
ditengah-tengah tugas, berhadapan dengan para demonstran, Polisi yang muslim,
sampai sholat di tengah jalan, ini saya suka! Coba itu, lihat itu. Jadi jangan
semuanya Polisi dianggap jelek, buruk, korup dan sebagainya. Banyak juga yang
baiknya. Coba kalau semua Polisi tiba-tiba mogok massal, wah ini membahayakan negara,
tidak ada yang mengamaninya atau tidak ada yang menjaga keamanan di dalam
negeri, bahaya bukan? Nah coba, lihat begitu banyak cercaan pada Polisi, tapi
anggota polisi tetap bekerja dengan baik, dan rasanya saya tak pernah mendengar
ada polisi yang mogok atau di satuan Polda tertentu, misalnya mogok massal!
Atau secara nasional di Hari Bhayangkara, misalnya Polisi mogok atau
demonstrasi minta kenaikan gajinya? Apa jadinya kalau anggota Polisi secara
nasional mogok? Atau anggota Polisi secara nasional tiba-tiba mengundurkan
diri? Bukankah yang akan susah bangsa kita juga? Sudahlan, mari tempatkan
Polisi secara proporsional, jangan selalu disudutkan, kalau selalu disudutkan
bisa-bisa Polisi balas dendam. Mungkin itu yang terjadi ketika Polisi menangkap
para komisioner KPK? Mungkin di puncak atasan mereka sudah begitu geram, Polisi
disudutkan, atau Polisi mugkin, kalau ibarat manusia, sudah tak tahan dan tak
sanggup lagi untuk menahan diri, maka tibalah balas dendam itu, semoga saya
salah dalam hal ini. Nah sebagai penutup mari kita ucapkan terima kasih pada
Polisi yang telah bertugas dengan susah payah dengan resiko nyawa melayang.
Bahkan ada beberapa kejadian Polisi saling tembak pada sesamanya, atasan pada
bawahan, dan bawahannya menembak atasan, bahkan ada juga yang sampai bunuh
diri. Ada apa ini? Mungkin begitu banyak tekanan, sehingga Polisi, yang juga
manusia biasa, berbuat diluar logika. Anggota Polisi juga manusia, punya hati
dan perasaan, punya keluarga, anak atau istri yang menjadi tanggungannya.
sumber : http://www.kompasiana.com/virays/benarkah-polisi-jujur-hanya-ada-3_55487f0aaf7e61700a8b45ba
aya mulai dengan babak
baru artikel saya ke 1001, kali ini tentang Polri, Polisi Republik
Indonesia, yang entah mengapa masyarakat kok jadi begitu alergi bila
bicara tentang Polri. Bahkan bila bicara Polri yang jujur, katanya,
hanya ada tiga, ini menurut Gus Dur, mungkin Gus Dur saat itu sedang
bercanda, bukan serius, yaitu pertama, Pak Hugeng, Kapolri yang
benar-benar hidupnya sederhana dan tak mempan disogok atau korupsi.
Kedua, polisi tidur, dan yang ketiga patung polisi!
Ironis sekali, kok sampai segitu “kejamnya” masyarakat pada Polisi, apa
sih yang salah pada Polisi? Sampai-sampai bila bicara Polisi di
Indonesia, yang jujur selalu yang dimunculkan tiga hal tersebut? Masa
iya sekian ratus ribu Polisi di Indonesia semuanya tidak Jujur? Kalaupun
ada yang jujur hanya satu, yaitu Pak Hugeng. Masa iya? Saya yakin
tidak.
Dan repotnya lagi, masa begitu “kejamnya” masyarakat pada Polisi,
sampai-sampai membuat istilah jujur pada polisi tidur, dan patung
polisi, terlalu! Apa sih yang menyebabkan Polri direndahkan sedemikian
rupa oleh masyarakatnya sendiri? Oleh bangsanya sendiri? Dan ternyata
hal tersebut tidak hanya terjadi Indonesia, di negara lain-lainpun bila
bicara tanteng Polisi, selalu yang tidak baik, culun, dan korup. Masa
iya semua polisi demikian?
Saya yakin tidak, ya saya yakin seyakin-yakinnya tidak, banyak polisi
yang hidupnya prihatin dan tetap menjujung tinggi integritas dirinya, di
tengah-tengah kecaman terhadap dirinya sebagai anggota kepolisian
Republik Indonesia. Ada diungkap beberapa media, Polisi yang sederhana,
bersahaja dan tetap tegar ketika menjalankan tugas di tengah-tengah
kecaman terhadapnya.
Bisa anda bayangkan, betapa riskannya sebuah pekerjaan yang taruhanna
nyawa, tetapi hasil kerjanya dicuekin, direndahkan, dikecilkan dan
selalu dihinakan, dengan cerita tiga polisi jujur tersebut. Padahal kita
tahu betapa banyak Polisi yang gugur di medan tugas, dengan
meninggalkan istrinya, yang menjadi janda, dan anaknya, menjadi yatim,
mengapa tidak melihat yang ini, mengapa yang dilihat selalu yang buruk,
maka jadilah Polri selalu buruk dan menjatuhkan wibawa Polisi itu
sendiri, kasihankan.
Perkara ada yang buruk, okelah, tapi jangan lupa di intansi lain atau di
lembaga lainnya, banyak juga yang buruk, lalu mengapa Polisi yang
selalu disorot? Mengapa Polisi yang selalu dijadikan bahan ejekan atau
hinaan? Bukankah Polisi telah bekerja keras mengamankan negeri ini di
dalamnya? Bukankah mereka telah mempertarauhkan nyawanya agar masyarakat
dapat nyenyak dalam tidurnya. Jangan lupakan itu.
Loh ada apa nih kok tiba-toba Polisi dibelain? Bukan apa-apa, hanya mari
kita dudukan Polisi secara proporsional saja, bila ada Polisi yang
salah katakan salah, juga katakan yang benar, bila ada Polisi yang
memang benar atau jujur. Jangan dipukul rata atau digeneralisasi,
kasihan. Sudah berusaha untuk berbuat baik, tapi tetap saja di
jelek-jelekan. Banyak Polisi yang juga taat ibadah, sebelum bertugas
atau sedang bertugas, dengan pakaian seragamnya, mereka solat.
Bahkan ditengah-tengah tugas, berhadapan dengan para demonstran, Polisi
yang muslim, sampai sholat di tengah jalan, ini saya suka! Coba itu,
lihat itu. Jadi jangan semuanya Polisi dianggap jelek, buruk, korup dan
sebagainya. Banyak juga yang baiknya. Coba kalau semua Polisi tiba-tiba
mogok massal, wah ini membahayakan negara, tidak ada yang mengamaninya
atau tidak ada yang menjaga keamanan di dalam negeri, bahaya bukan?
Nah coba, lihat begitu banyak cercaan pada Polisi, tapi anggota polisi
tetap bekerja dengan baik, dan rasanya saya tak pernah mendengar ada
polisi yang mogok atau di satuan Polda tertentu, misalnya mogok massal!
Atau secara nasional di Hari Bhayangkara, misalnya Polisi mogok atau
demonstrasi minta kenaikan gajinya? Apa jadinya kalau anggota Polisi
secara nasional mogok? Atau anggota Polisi secara nasional tiba-tiba
mengundurkan diri? Bukankah yang akan susah bangsa kita juga?
Sudahlan, mari tempatkan Polisi secara proporsional, jangan selalu
disudutkan, kalau selalu disudutkan bisa-bisa Polisi balas dendam.
Mungkin itu yang terjadi ketika Polisi menangkap para komisioner KPK?
Mungkin di puncak atasan mereka sudah begitu geram, Polisi disudutkan,
atau Polisi mugkin, kalau ibarat manusia, sudah tak tahan dan tak
sanggup lagi untuk menahan diri, maka tibalah balas dendam itu, semoga
saya salah dalam hal ini.
Nah sebagai penutup mari kita ucapkan terima kasih pada Polisi yang
telah bertugas dengan susah payah dengan resiko nyawa melayang. Bahkan
ada beberapa kejadian Polisi saling tembak pada sesamanya, atasan pada
bawahan, dan bawahannya menembak atasan, bahkan ada juga yang sampai
bunuh diri. Ada apa ini? Mungkin begitu banyak tekanan, sehingga Polisi,
yang juga manusia biasa, berbuat diluar logika. Anggota Polisi juga
manusia, punya hati dan perasaan, punya keluarga, anak atau istri yang
menjadi tanggungannya.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/virays/benarkah-polisi-jujur-hanya-ada-3_55487f0aaf7e61700a8b45ba
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/virays/benarkah-polisi-jujur-hanya-ada-3_55487f0aaf7e61700a8b45ba
aya mulai dengan babak
baru artikel saya ke 1001, kali ini tentang Polri, Polisi Republik
Indonesia, yang entah mengapa masyarakat kok jadi begitu alergi bila
bicara tentang Polri. Bahkan bila bicara Polri yang jujur, katanya,
hanya ada tiga, ini menurut Gus Dur, mungkin Gus Dur saat itu sedang
bercanda, bukan serius, yaitu pertama, Pak Hugeng, Kapolri yang
benar-benar hidupnya sederhana dan tak mempan disogok atau korupsi.
Kedua, polisi tidur, dan yang ketiga patung polisi!
Ironis sekali, kok sampai segitu “kejamnya” masyarakat pada Polisi, apa
sih yang salah pada Polisi? Sampai-sampai bila bicara Polisi di
Indonesia, yang jujur selalu yang dimunculkan tiga hal tersebut? Masa
iya sekian ratus ribu Polisi di Indonesia semuanya tidak Jujur? Kalaupun
ada yang jujur hanya satu, yaitu Pak Hugeng. Masa iya? Saya yakin
tidak.
Dan repotnya lagi, masa begitu “kejamnya” masyarakat pada Polisi,
sampai-sampai membuat istilah jujur pada polisi tidur, dan patung
polisi, terlalu! Apa sih yang menyebabkan Polri direndahkan sedemikian
rupa oleh masyarakatnya sendiri? Oleh bangsanya sendiri? Dan ternyata
hal tersebut tidak hanya terjadi Indonesia, di negara lain-lainpun bila
bicara tanteng Polisi, selalu yang tidak baik, culun, dan korup. Masa
iya semua polisi demikian?
Saya yakin tidak, ya saya yakin seyakin-yakinnya tidak, banyak polisi
yang hidupnya prihatin dan tetap menjujung tinggi integritas dirinya, di
tengah-tengah kecaman terhadap dirinya sebagai anggota kepolisian
Republik Indonesia. Ada diungkap beberapa media, Polisi yang sederhana,
bersahaja dan tetap tegar ketika menjalankan tugas di tengah-tengah
kecaman terhadapnya.
Bisa anda bayangkan, betapa riskannya sebuah pekerjaan yang taruhanna
nyawa, tetapi hasil kerjanya dicuekin, direndahkan, dikecilkan dan
selalu dihinakan, dengan cerita tiga polisi jujur tersebut. Padahal kita
tahu betapa banyak Polisi yang gugur di medan tugas, dengan
meninggalkan istrinya, yang menjadi janda, dan anaknya, menjadi yatim,
mengapa tidak melihat yang ini, mengapa yang dilihat selalu yang buruk,
maka jadilah Polri selalu buruk dan menjatuhkan wibawa Polisi itu
sendiri, kasihankan.
Perkara ada yang buruk, okelah, tapi jangan lupa di intansi lain atau di
lembaga lainnya, banyak juga yang buruk, lalu mengapa Polisi yang
selalu disorot? Mengapa Polisi yang selalu dijadikan bahan ejekan atau
hinaan? Bukankah Polisi telah bekerja keras mengamankan negeri ini di
dalamnya? Bukankah mereka telah mempertarauhkan nyawanya agar masyarakat
dapat nyenyak dalam tidurnya. Jangan lupakan itu.
Loh ada apa nih kok tiba-toba Polisi dibelain? Bukan apa-apa, hanya mari
kita dudukan Polisi secara proporsional saja, bila ada Polisi yang
salah katakan salah, juga katakan yang benar, bila ada Polisi yang
memang benar atau jujur. Jangan dipukul rata atau digeneralisasi,
kasihan. Sudah berusaha untuk berbuat baik, tapi tetap saja di
jelek-jelekan. Banyak Polisi yang juga taat ibadah, sebelum bertugas
atau sedang bertugas, dengan pakaian seragamnya, mereka solat.
Bahkan ditengah-tengah tugas, berhadapan dengan para demonstran, Polisi
yang muslim, sampai sholat di tengah jalan, ini saya suka! Coba itu,
lihat itu. Jadi jangan semuanya Polisi dianggap jelek, buruk, korup dan
sebagainya. Banyak juga yang baiknya. Coba kalau semua Polisi tiba-tiba
mogok massal, wah ini membahayakan negara, tidak ada yang mengamaninya
atau tidak ada yang menjaga keamanan di dalam negeri, bahaya bukan?
Nah coba, lihat begitu banyak cercaan pada Polisi, tapi anggota polisi
tetap bekerja dengan baik, dan rasanya saya tak pernah mendengar ada
polisi yang mogok atau di satuan Polda tertentu, misalnya mogok massal!
Atau secara nasional di Hari Bhayangkara, misalnya Polisi mogok atau
demonstrasi minta kenaikan gajinya? Apa jadinya kalau anggota Polisi
secara nasional mogok? Atau anggota Polisi secara nasional tiba-tiba
mengundurkan diri? Bukankah yang akan susah bangsa kita juga?
Sudahlan, mari tempatkan Polisi secara proporsional, jangan selalu
disudutkan, kalau selalu disudutkan bisa-bisa Polisi balas dendam.
Mungkin itu yang terjadi ketika Polisi menangkap para komisioner KPK?
Mungkin di puncak atasan mereka sudah begitu geram, Polisi disudutkan,
atau Polisi mugkin, kalau ibarat manusia, sudah tak tahan dan tak
sanggup lagi untuk menahan diri, maka tibalah balas dendam itu, semoga
saya salah dalam hal ini.
Nah sebagai penutup mari kita ucapkan terima kasih pada Polisi yang
telah bertugas dengan susah payah dengan resiko nyawa melayang. Bahkan
ada beberapa kejadian Polisi saling tembak pada sesamanya, atasan pada
bawahan, dan bawahannya menembak atasan, bahkan ada juga yang sampai
bunuh diri. Ada apa ini? Mungkin begitu banyak tekanan, sehingga Polisi,
yang juga manusia biasa, berbuat diluar logika. Anggota Polisi juga
manusia, punya hati dan perasaan, punya keluarga, anak atau istri yang
menjadi tanggungannya.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/virays/benarkah-polisi-jujur-hanya-ada-3_55487f0aaf7e61700a8b45ba
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/virays/benarkah-polisi-jujur-hanya-ada-3_55487f0aaf7e61700a8b45ba
Saya mulai dengan babak
baru artikel saya ke 1001, kali ini tentang Polri, Polisi Republik
Indonesia, yang entah mengapa masyarakat kok jadi begitu alergi bila
bicara tentang Polri. Bahkan bila bicara Polri yang jujur, katanya,
hanya ada tiga, ini menurut Gus Dur, mungkin Gus Dur saat itu sedang
bercanda, bukan serius, yaitu pertama, Pak Hugeng, Kapolri yang
benar-benar hidupnya sederhana dan tak mempan disogok atau korupsi.
Kedua, polisi tidur, dan yang ketiga patung polisi!
Ironis sekali, kok sampai segitu “kejamnya” masyarakat pada Polisi, apa
sih yang salah pada Polisi? Sampai-sampai bila bicara Polisi di
Indonesia, yang jujur selalu yang dimunculkan tiga hal tersebut? Masa
iya sekian ratus ribu Polisi di Indonesia semuanya tidak Jujur? Kalaupun
ada yang jujur hanya satu, yaitu Pak Hugeng. Masa iya? Saya yakin
tidak.
Dan repotnya lagi, masa begitu “kejamnya” masyarakat pada Polisi,
sampai-sampai membuat istilah jujur pada polisi tidur, dan patung
polisi, terlalu! Apa sih yang menyebabkan Polri direndahkan sedemikian
rupa oleh masyarakatnya sendiri? Oleh bangsanya sendiri? Dan ternyata
hal tersebut tidak hanya terjadi Indonesia, di negara lain-lainpun bila
bicara tanteng Polisi, selalu yang tidak baik, culun, dan korup. Masa
iya semua polisi demikian?
Saya yakin tidak, ya saya yakin seyakin-yakinnya tidak, banyak polisi
yang hidupnya prihatin dan tetap menjujung tinggi integritas dirinya, di
tengah-tengah kecaman terhadap dirinya sebagai anggota kepolisian
Republik Indonesia. Ada diungkap beberapa media, Polisi yang sederhana,
bersahaja dan tetap tegar ketika menjalankan tugas di tengah-tengah
kecaman terhadapnya.
Bisa anda bayangkan, betapa riskannya sebuah pekerjaan yang taruhanna
nyawa, tetapi hasil kerjanya dicuekin, direndahkan, dikecilkan dan
selalu dihinakan, dengan cerita tiga polisi jujur tersebut. Padahal kita
tahu betapa banyak Polisi yang gugur di medan tugas, dengan
meninggalkan istrinya, yang menjadi janda, dan anaknya, menjadi yatim,
mengapa tidak melihat yang ini, mengapa yang dilihat selalu yang buruk,
maka jadilah Polri selalu buruk dan menjatuhkan wibawa Polisi itu
sendiri, kasihankan.
Perkara ada yang buruk, okelah, tapi jangan lupa di intansi lain atau di
lembaga lainnya, banyak juga yang buruk, lalu mengapa Polisi yang
selalu disorot? Mengapa Polisi yang selalu dijadikan bahan ejekan atau
hinaan? Bukankah Polisi telah bekerja keras mengamankan negeri ini di
dalamnya? Bukankah mereka telah mempertarauhkan nyawanya agar masyarakat
dapat nyenyak dalam tidurnya. Jangan lupakan itu.
Loh ada apa nih kok tiba-toba Polisi dibelain? Bukan apa-apa, hanya mari
kita dudukan Polisi secara proporsional saja, bila ada Polisi yang
salah katakan salah, juga katakan yang benar, bila ada Polisi yang
memang benar atau jujur. Jangan dipukul rata atau digeneralisasi,
kasihan. Sudah berusaha untuk berbuat baik, tapi tetap saja di
jelek-jelekan. Banyak Polisi yang juga taat ibadah, sebelum bertugas
atau sedang bertugas, dengan pakaian seragamnya, mereka solat.
Bahkan ditengah-tengah tugas, berhadapan dengan para demonstran, Polisi
yang muslim, sampai sholat di tengah jalan, ini saya suka! Coba itu,
lihat itu. Jadi jangan semuanya Polisi dianggap jelek, buruk, korup dan
sebagainya. Banyak juga yang baiknya. Coba kalau semua Polisi tiba-tiba
mogok massal, wah ini membahayakan negara, tidak ada yang mengamaninya
atau tidak ada yang menjaga keamanan di dalam negeri, bahaya bukan?
Nah coba, lihat begitu banyak cercaan pada Polisi, tapi anggota polisi
tetap bekerja dengan baik, dan rasanya saya tak pernah mendengar ada
polisi yang mogok atau di satuan Polda tertentu, misalnya mogok massal!
Atau secara nasional di Hari Bhayangkara, misalnya Polisi mogok atau
demonstrasi minta kenaikan gajinya? Apa jadinya kalau anggota Polisi
secara nasional mogok? Atau anggota Polisi secara nasional tiba-tiba
mengundurkan diri? Bukankah yang akan susah bangsa kita juga?
Sudahlan, mari tempatkan Polisi secara proporsional, jangan selalu
disudutkan, kalau selalu disudutkan bisa-bisa Polisi balas dendam.
Mungkin itu yang terjadi ketika Polisi menangkap para komisioner KPK?
Mungkin di puncak atasan mereka sudah begitu geram, Polisi disudutkan,
atau Polisi mugkin, kalau ibarat manusia, sudah tak tahan dan tak
sanggup lagi untuk menahan diri, maka tibalah balas dendam itu, semoga
saya salah dalam hal ini.
Nah sebagai penutup mari kita ucapkan terima kasih pada Polisi yang
telah bertugas dengan susah payah dengan resiko nyawa melayang. Bahkan
ada beberapa kejadian Polisi saling tembak pada sesamanya, atasan pada
bawahan, dan bawahannya menembak atasan, bahkan ada juga yang sampai
bunuh diri. Ada apa ini? Mungkin begitu banyak tekanan, sehingga Polisi,
yang juga manusia biasa, berbuat diluar logika. Anggota Polisi juga
manusia, punya hati dan perasaan, punya keluarga, anak atau istri yang
menjadi tanggungannya.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/virays/benarkah-polisi-jujur-hanya-ada-3_55487f0aaf7e61700a8b45ba
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/virays/benarkah-polisi-jujur-hanya-ada-3_55487f0aaf7e61700a8b45ba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar